Dingin sangat terasa malam ini, sedikit kesal karena yang di tunggu
belum tampak juga. Tak terasa waktu menunjukan pukul 12 malam. Sambil
mengisap sebatang rokok, ku melihat keadaan di sekeliling tempat parkir
salah satu stasiun televisi. Hanya satu orang yang ku tunggu yaitu Asti
Ananta.
Ku dengar dia menjadi salah satu presenter acara, jadi ku sengaja
menunggu dia pulang. Tak lama kemudian, ku lihat dia menaiki mobilnya.
Tanpa di kawal oleh body guard nya. Karena body guard nya adalah salah
satu teman ku juga, dan dia sudah di kasih uang untuk segera pulang. ya
mungkin dia beralasan istri nya sakit atau apa lah, tak penting juga,
yang penting Asti pulang sendiri malam ini.
Tak lama Asti segera meninggalkan lapangan parkir, dan ku ikuti mobil
nya, setelah lama juga akhir nya sampai juga di rumah nya. Ku
memarkirkan mobil lumayan jauh dari rumah nya, supaya tidak timbul rasa
curiga. Setelah Asti masuk rumah, aku mulai melihat keadaan sekeliling
komplek rumah nya.
"Aman" dengan hati - hati ku mulai masuk pekarangan rumahnya, lalu ku
mulai mencungkil jendela rumahnya, dengan sangat hati - hati sehingga
tak mengeluarkan suara.
Tak lama pun aku sudah berada didalam sepi hanya ada Asti seorang, ku
tau bahwa keluarganya sedang keluar kota dari gosip hari ini
(bermanfaat juga nonton gosip), rumahnya sangat luas, berisikan
peralatan - peralatan yang sangat mahal pastinya, "hmm.. dasar artis"
pikirku.
Ku lihat sekeliling rumahnya,dan akhirnya kujumpai juga pintu
kamarnya yang berada di tingkat dua, lalu kucungkil pintunya hati - hati
sekali. "Yess bisa". Aku pun masuk kedalam kamarnya, dam ternyata Asti
sedang berada di kamar mandi, "tinggal tunggu sajah" pikir ku.
Ku sembunyi di belakang gorden kamarnya,dan tak lama Asti pun keluar
dari kamar mandi hanya mengenakan handuk, mungkin habis mandi atau
membersihkan make up nya. Kemudian asti pun duduk dekat meja
rias,"kesempatan". Aku pun segera membungkam mulut Asti dengan
saputangan yang sudah dibasahi oleh obat bius. Asti berontak hampir
berteriak, tapi tak lama asti pun lemas tertidur. Segera ku bopong ke
tempat tidur, ku ikat tangannya dan kaki nya sehingga kaki nya terbuka
lebar. Mulutnya ku sumpal,"hm... memang cantik dan seksi" pikirku.
Kulitnya yang putih, rambut yang panjang, serta body yang sangat
seksi dengan payudara montok. Tak lama ku langsung menghampirinya, dan
mulai ku cium pipinya, ku jilati bagian belakang telinganya, Asti hanya
bergelinjing dan masih tidak sadar. Mulai ku ciumi bibirnya yang
mungil,ku jilati lehernya, dan mulai membuka handuk yang menyelimuti
tubuhnya, terlihat didepan mataku, payudara yang sangat montok di
bungkus BH warna hitam berenda, dan celana dalamnya yang berwarna hitam
juga. Langsung ku raba - raba payudaranya, semakin nafsu birahi ku, ku
mulai meremas - remas payudaranya.
Tiba - tiba Asti terbangun, dan berontak, matanya seakan tak percaya
dirinya terikat ditempat tidurnya sendiri. "udah diam sajah, nikmati
saja" kata ku dengan nada mengancam sambil memegang pisau ditangan, ku
mulai meremas - remas payudaranya,Asti semakin berontak. Kemudian ku
mulai meraba - raba bagian selangkangan Asti, dan mulai mengesek -
gesekan jari ku. Asti semakin berontak dan kulihat dia mulai mengucurkan
air mata.
Tak peduli ku langsung memotong BH nya, dan terlihat payudara yang
sangat indah, puting nya yang berwarna merah muda, Asti hanya mencoba
untuk berteriak dan berontak. "Udaa percuma aja..." kata ku sambil
tersenyum lebar. Lalu langsung ku jilati putingnya, Asti semakin
menggeliat, tak peduli ku semaking nafsu, sambil memainkan puting nya
satu lagi, tangan yang lain tidak berhenti menggesek- gesek selangkangan
nya. "Wah... mulai basah nih..." kataku ke Asti sambil tersenyum. Asti
mulai kelelahan dan tidak berontak lagi, lalu ku masukan tangan ku
kedalan celana dalam nya, Asri kaget. "Hmm... memang basah" vagina Asti
basah oleh cairannya sendiri. Lalu ku buka celana dalamnya, "Wow...
vagina yang sangat indah, warnanya masih merah muda, dengan dihiasi
rambut - rambut kemaluan yang tertata rapih, basah oleh cairan vagina
Asti.
Kubuka sumpal mulutnya, asti sudah tampak kelelahan dan sudah tidak
berteriak lagi, ku jilati vaginanya yang basah. Asti mengelinjing,
matanya mulai merem melek. Sambil mendesah tak karuan, "aah... jangan...
aaaah..." .
Ku masukan jariku kedalam vagina Asti, Asti kaget tapi tak berdaya
dibawah ancaman ku. "sakitt... ampuuunn... apa salaaah ku... aaah...
aaa...h..." sambil matanya berkaca - kaca. Terus jari ku masukan kedalam
vagina Asti, tak lama tubuh Asti mengejang
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh..." asti berteriak disertai vaginanya
memuntahkan cairan yang cukup banyak. Hangat dan licin, ku jilati lagi
vaginanya hmmm... bau yang khas dan sangat licin, kujilati sampai habis.
Belum puas, kumainkan klitorisnya dengan lidah,"aaaaghh... aaaaah... "
Asti mulai mendesah lagi. Kumasukan jariku lagi, sambil mengocok
vaginanya terus menerus, "aaaaaaaaaaaaaaahhhh...." Asti berteriak lagi
sambil badannya terguncang, vaginanya mengeluarkan cairan lagi. Sambil
kujilati terus vaginanya. Asti sangat terlihat lemas, ku mulai membuka
celana, dan langsungku masukan kedalam vagina Asti. Asti berteriak
kesakitan "aaaaaaaahhh... jangan.... saaaakit.... aaaampunnn". Aku sudah
tak peduli teriakannya,langsung kugenjot vaginanya. Ugh masih sempit,
hangat dan berdenyut, dibasahi cairan vagina Asti.
"Ahhhh... ah... aaah.... " Asti mendesah. Sambilku jilati dan mainkan
putingnya. "Aaah... aaaah...aaaa...h" Keringat mulai membasahi tubuh
Asti dan diriku. Tak lama kemudianku merasakan kesemutan dipenisku,
tanda mau orgasme, semakin cepat ku genjot vagina Asti, badan Asti mulai
mengejang lagi, Asti orgasme bersamaan dengan diriku. "Aaaaah...
aaahhh... aaaah..." nikmat sekali.
Kutinggalkan Asti terkulai lemas diranjangnya yang basah oleh cairan
vaginanya, dengan ku ancam akan kusebarkan video Asti jika Asti melapor
kepolisi. Dengan perasaan senang ku tinggalkan rumah Asti.
Oh... Asti Ananta, pasti aku akan kembali lagi...
Posting Komentar