Semua rahasianya ada di tanganku. Foto – foto perselingkuhannya dengan
guru lain ada padaku. Sebenarnya ia sudah bertobat dengan memakai jilbab
lebarnya. Namun ada pikiran nakal mengusikku. Bukannya membantu ia
untuk bertobat, aku malah mengancam akan menyebarkan foto – foto itu
kalau ia tidak menuruti semua keinginanku. Bu Dewi namanya. Putih,
langsing, walaupun payudara dan bokongnya tidak terlalu besar, namun
terlihat masih kencang, walau ia sudah berumur 38 tahun. Wajahnya
cantik.
Keinginanku yang pertama adalah agar dia tidak memakai BH dan celana
dalam ketika mengajar. Untuk memastikannya, aku datang ke ruangannya.
Dia kaget melihat kedatanganku. Segera kututup pintu ruangannya.
“Sekarang ibu berdiri” pintaku.
“Mau apa kamu?” tanyanya ketus.
“Nurut aja bu” kataku menyeringai.
Setelah ia berdiri, aku raba payudaranya. Benar saja, ternyata ia
tidak memakai BH. Payudaranya masih kencang. Kuremas – remas kedua
payudaranya.
“Mmmmmhhhh” erangnya.
Ia tidak bisa melawan, karena ia takut ketahuan guru yang lain.
Aksiku cukup sampai di situ karena aku pun takut ketahuan guru yang
lain.
“Bagus kalau ibu nurut sama aku”
Aku pergi meninggalkannya yang masih berdiri.
Ketika ia mengajar di kelasku, bukannya memerhatikan materi yang
diberikan, aku malah memerhatikan tubuh Bu Dewi. Pikiranku mulai kemana –
mana. Tempat dudukku yang di pojok belakang menyendiri membuat teman –
temanku tidak ada yang memerhatikanku. Perlahan aku membuka retsleting
dan mengeluarkan jalan tolku yang sudah agak mengeras. Aku mulai
mengocok jalan tolku. Tepat sebelum orgasme, pelajaran selesai.
Karena sudah tanggung, aku pun mendatangi ruangan Bu Dewi lagi.
Suasana kantor sudah agak sepi. Langsung kukunci ruangannya. Dia kaget
dengan apa yang kulakukan.
“Mau ngapain lagi kamu?” tanyanya.
“Sekarang ibu isep jalan tol aku” pintaku.
Ku dekati dia yang masih duduk diam di kursinya. Kubuka retsleting
dan kukeluarkan jalan tolku yang mulai tertidur. Kupegang kepala Bu Dewi
dan kupaksa jalan tolku masuk ke mulutnya.
“Mmmmmmm” gumamnya.
Kukocokkan jalan tolku di dalam mulutnya.
“Enak bu, ternyata ibu pinter juga yah”
Tidak lama kemudian aku sampai pada orgasmeku. Sebagian maniku masuk
ke mulutnya. Ada juga yang muncrat di mukanya, bahkan jilbab hitamnya.
Setelah itu kusuruh ia menungging di lantai. Kuangkat jubah bagian
bawahnya. Terlihat pantat yang putih mulus dan tempe yang ditumbuhi bulu
– bulu halus. Kumasukkan dua jariku ke tempenya.
“Aaaahhhh” erangnya perlahan.
Kukocok tempenya dengan jariku dan kumainkan klitorisnya dengan
tangan satu lagi. tempenya mulai basah. Kuambil spidol white board yang
ada di mejanya dan kutusukkan ke lubang pantatnya.
“Aaaaaahhhhh” teriaknya kaget.
“Jangan berisik bu, ntar kedengeran tukang bersih – bersih” kataku.
tempe dan pantatnya terus kusodok. jalan tolku pun mulai menegang
lagi. Dengan spidol masih di pantat. Aku langsung menyetubuhinya.
“Mmmmmmhhhhhh” erangnya.
“tempe ibu masih rapet yah, enak banget bu”
tempenya yang mulai basah langsung menyemprotkan cairan orgasmenya.
jalan tolku jadi basah dibuatnya. Kocokanku semakin cepat, menimbulkan
bunyi ‘cpak cpak’. Tak lupa pantatnya terus kusodomi dengan spidol.
5 menit kemudian aku orgasme. Kumuncratkan semua maniku ke rahimnya.
Crooot crooottt…
“Enak banget bu, makasih yah bu” kataku.
Sebelum aku pergi, aku mengencingi jilbab dan jubahnya.
“Heh, gimana ibu pulang nanti?” tanyanya dengan marah.
“Ya terserah ibu mau gimana. Hehehe” seringaiku.
Aku pun pergi dari ruangan itu.
Posting Komentar